Minggu, 06 Februari 2011

si kecil yang lugu

Si kecil Tono sedang lewat kamar Papanya ketika dia mendengar suara berisik. Kebetulan pintunya nggak dikunci, lalu Tono masuk dan melihat Papa sedang bergerak-gerak di atas Mama. Dengan lugunya Tono mendekat dan melompat ke punggung Papa, mau main kuda-kudaan.

Papa sangat kaget tapi karena berpikir Tono belum mengerti apa-apa, dia teruskan saja menggoyang Mama sambil Tono menunggangi punggungnya.

Tidak berapa lama kemudian Mama mulai mengerang dan makin lama erangannya makin keras. Adi pun berkata "Ayo pegangan yang kuat, Pa! Kalo Mama udah begini biasanya Om Eko sama Tono akan terlonjak-lonjak!"

Apakah Anda termasuk orang Jawa dan juga sama termasuk para orang tua sama seperti saya? Saya ingin bertanya kepada Anda, masihkah Anda mengajarkan bahasa Jawa kepada anak-anak Anda? Pertanyaan saya yang ketiga, jika Anda bukan orang Jawa, saya pun juga ingin bertanya kepada Anda, masihkah Anda mengajarkan bahasa ibu Anda kepada anak-anak Anda? Tolong Anda jawab dengan jujur!

Benar, kan sepertinya Anda juga sudah mulai enggan mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anak Anda. Dan lebih suka mengajarkan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang lebih keren dan punya gengsi ketimbang bahasa ibu yang dianggap sebagian besar keluarga modern sudah ndeso dan katrok. Betul?

Anda tak perlu gusar menerima pertanyaan-pertanyaan saya yang mencecar Anda. Mengapa? Karena sebagai orang tua saya pun sama termasuk orang yang gagal mengajarkan bahasa ibu (Jawa) kepada anak-anak saya.

Anda ingin buktinya? Bukti bahwa bahasa Jawa sebentar lagi akan punah karena mulai ditinggalkan para penuturnya? Saya ada buktinya sekarang. Kalau dulu di artikel saya sebelumnya saya sempat menulis dengan menganalogikan bahasa ibu sebagai anak tiri yang kini mulai dianaktirikan para orang tua, baca artikel saya "Bahasa Ibu, Anak Tiri Yang kini Benar-benar Dianaktirikan" maka faktanya kali ini benar-benar ada di depan mata saya. Ya, bahasa Jawa sebentar lagi akan punah justru ironinya di lokasi yang merupakan pusat peradaban Jawa. Yaitu di kota Yogyakarta.

Saya ada cerita sedikit tentang kisah ulangan di sekolah anak saya di Yogyakarta, tempat tinggal saya. Anak saya yang kelas 3 SD baru saja selesai Ulangan Semester kemarin dan menceritakan ke saya kalau nilai bahasa daerahnya (bahasa Jawa) jeblok hanya dapat nilai 6. Dan saya semakin terkejut waktu anak saya menceritakan ke saya kalau dari 38 anak di kelas hampir semua nilai bahasa daerahnya dapat nilai di bawah angka 5 semuanya. Sehingga, terpaksa harus mengikuti ujian ulang (her). Anak saya dapat nilai 6 dan satu temannya lagi dapat nilai 7. Anda tahu itu adalah 2 anak dengan nilai terbaik diantara 38 anak yang kesemua nilainya jeblok sehingga harus mengulang ujian.

Gila tidak? Anak-anak SD di sekolahan yang rata-rata orang tuanya adalah orang Jawa, kok bisa nilai bahasa Jawa anaknya jeblok sampai sedemikian parah? Apa itu bukan bukti bahwa bahasa Jawa memang mulai ditinggalkan para penuturnya? Buktinya anak-anak Jawa mulai tidak bisa berbahasa Jawa. Buktinya ulangan bahasa daerah tidak ada satu pun nilainya yang memuaskan.

Anda masih ingin contoh bukti yang lain? Faktanya menurut data dari UNESCO, setiap tahun ada 10 bahasa daerah yang punah. Dan pada akhir abad 21 ini diperkirakan laju kepunahan akan lebih cepat lagi sampai hampir separuh dari 6000-an bahasa ibu di seluruh dunia terancam punah.

Dari 6000 bahasa daerah itu, sekitar separuhnya adalah bahasa yang dengan jumlah penuturnya tidak sampai 10.000 orang. Padahal, salah satu syarat lestarinya bahasa adalah jika jumlah penuturnya mencapai 100.000 orang. Kesimpulannya, semua itu biang keladinya adalah semakin sedikitnya para penutur yang enggan untuk memakai bahasa-bahasa ibu bersangkutan.

Hem, satu pertanyaan saya yang untuk terakhir kali di tulisan ini, jika bukan saya dan Anda yang turut serta melestarikan bahasa ibu kita masing-masing lantas siapakah yang harus melestarikannya? Apakah jadinya nasib bahasa Jawa atau bahasa ibu (daerah) umumnya 10 tahun kedepan? Jika Anda pun tetap tak peduli jangan salahkan kalau bahasa ibu pelan namun pasti akan hilang satu persatu dari kekayaan bahasa di negeri ini.

Apakah Anda termasuk orang Jawa dan juga sama termasuk para orang tua sama seperti saya? Saya ingin bertanya kepada Anda, masihkah Anda mengajarkan bahasa Jawa kepada anak-anak Anda? Pertanyaan saya yang ketiga, jika Anda bukan orang Jawa, saya pun juga ingin bertanya kepada Anda, masihkah Anda mengajarkan bahasa ibu Anda kepada anak-anak Anda? Tolong Anda jawab dengan jujur!

Benar, kan sepertinya Anda juga sudah mulai enggan mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anak Anda. Dan lebih suka mengajarkan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang lebih keren dan punya gengsi ketimbang bahasa ibu yang dianggap sebagian besar keluarga modern sudah ndeso dan katrok. Betul?

Anda tak perlu gusar menerima pertanyaan-pertanyaan saya yang mencecar Anda. Mengapa? Karena sebagai orang tua saya pun sama termasuk orang yang gagal mengajarkan bahasa ibu (Jawa) kepada anak-anak saya.

Anda ingin buktinya? Bukti bahwa bahasa Jawa sebentar lagi akan punah karena mulai ditinggalkan para penuturnya? Saya ada buktinya sekarang. Kalau dulu di artikel saya sebelumnya saya sempat menulis dengan menganalogikan bahasa ibu sebagai anak tiri yang kini mulai dianaktirikan para orang tua, baca artikel saya "Bahasa Ibu, Anak Tiri Yang kini Benar-benar Dianaktirikan" maka faktanya kali ini benar-benar ada di depan mata saya. Ya, bahasa Jawa sebentar lagi akan punah justru ironinya di lokasi yang merupakan pusat peradaban Jawa. Yaitu di kota Yogyakarta.

Saya ada cerita sedikit tentang kisah ulangan di sekolah anak saya di Yogyakarta, tempat tinggal saya. Anak saya yang kelas 3 SD baru saja selesai Ulangan Semester kemarin dan menceritakan ke saya kalau nilai bahasa daerahnya (bahasa Jawa) jeblok hanya dapat nilai 6. Dan saya semakin terkejut waktu anak saya menceritakan ke saya kalau dari 38 anak di kelas hampir semua nilai bahasa daerahnya dapat nilai di bawah angka 5 semuanya. Sehingga, terpaksa harus mengikuti ujian ulang (her). Anak saya dapat nilai 6 dan satu temannya lagi dapat nilai 7. Anda tahu itu adalah 2 anak dengan nilai terbaik diantara 38 anak yang kesemua nilainya jeblok sehingga harus mengulang ujian.

Gila tidak? Anak-anak SD di sekolahan yang rata-rata orang tuanya adalah orang Jawa, kok bisa nilai bahasa Jawa anaknya jeblok sampai sedemikian parah? Apa itu bukan bukti bahwa bahasa Jawa memang mulai ditinggalkan para penuturnya? Buktinya anak-anak Jawa mulai tidak bisa berbahasa Jawa. Buktinya ulangan bahasa daerah tidak ada satu pun nilainya yang memuaskan.

Anda masih ingin contoh bukti yang lain? Faktanya menurut data dari UNESCO, setiap tahun ada 10 bahasa daerah yang punah. Dan pada akhir abad 21 ini diperkirakan laju kepunahan akan lebih cepat lagi sampai hampir separuh dari 6000-an bahasa ibu di seluruh dunia terancam punah.

Dari 6000 bahasa daerah itu, sekitar separuhnya adalah bahasa yang dengan jumlah penuturnya tidak sampai 10.000 orang. Padahal, salah satu syarat lestarinya bahasa adalah jika jumlah penuturnya mencapai 100.000 orang. Kesimpulannya, semua itu biang keladinya adalah semakin sedikitnya para penutur yang enggan untuk memakai bahasa-bahasa ibu bersangkutan.

Hem, satu pertanyaan saya yang untuk terakhir kali di tulisan ini, jika bukan saya dan Anda yang turut serta melestarikan bahasa ibu kita masing-masing lantas siapakah yang harus melestarikannya? Apakah jadinya nasib bahasa Jawa atau bahasa ibu (daerah) umumnya 10 tahun kedepan? Jika Anda pun tetap tak peduli jangan salahkan kalau bahasa ibu pelan namun pasti akan hilang satu persatu dari kekayaan bahasa di negeri ini.


Increase your back-link numbers and therefore your website's page rank by: 1.Back-links, page rank and keywords ANALYSIS and 2. Back-link rotation exchange rotation system & Google-Bot detection and behavior analysis



Jawa ngapak Travel

JAWA NGAPAK TOUR

PAKET WISATA KELUARGA DAN UMUM

PAKET A Rp 850.000

FULL DAY CITY TOUR YOGYAKARTA
Prambanan - Borobudur - Kraton - City Tour

Paket ini menawarkan kepada Anda untuk menikmati kemolekan kota Jogja selama sehari penuh.Kami akan membawa Anda untuk melihat sebuah situs purbakala terbesar Borobudur, berhenti sejenak di Candi Mendut. Kemudian Anda menuju Candi Prambanan dan kembali lagi ke pusat kota Jogja Malioboro Untuk berbelanja oleh – oleh souvenir ataupun sekedar jalan – jalan saja, dan Kraton Yogyakarta. Perjalanan berakhir setelah itu bersama-sama pulang ke Banjarnegara dengan membawa sejuta kenangan manis tak terlupakan bersama teman ataupun Keluarga anda .

Keterangan:

  • Maximal 7 orang
    Pilihan armada: Suzuki APV, Toyota Avanza, , Daihatsu Xenia
  • Harga sudah termasuk: supir dan BBM
  • Harga sudah termasuk: tiket masuk objek wisata
  • Harga sewaktu-waktu dapat berubah
  • Penambahan biaya apabila peserta menghendaki tempat kunjungan lain
  • Harga masih bisa dinego.

PAKET B Rp 1.500.000

YOGYA TOUR (2 hari/1 malam)

Hari1
Kami mengajak anda Menuju Yogya, kita akan berhenti di kompleks candi Borobudur, melihat sebuah situs purbakala terbesar, berhenti sejenak di Candi Mendut di mana Anda akan menemukan satu-satunya candi di dunia dengan patung Budha dalam posisi tidur.kemudian menuju candi Prambanan, yang merupakan peninggalan terbesar arkeologi candi Hindu. Kemudian menuju ke Hotel Untuk istirahat guna melanjutkan perjalanan esok hari. ( atau menikmati malamnya jogja )

Hari2
Pagi hari, kita akan mengunjungi Keraton dengan abdi dalem masih menggunakan pakaian tradisional dengan sarung batik gelap, penutup kepala batik, jaket yang ketat & keris. Kemudian perjalanan kita lanjutkan ke Tamansari, sebuah maze bawah tanah dan kolam yang dibangun sebagai sebuah taman yang indah oleh Sultan Hamengkubowono. Setelah itu, kita mengunjungi desa perak dimana beberapa pengrajin perak membuat beragam produk untuk dijual dengan kualitas yang tinggi. Desa Kasongan adalah desa gerabah, dimana orangnya membuat berbagai macam kerajinan dari tanah liat kemudian menuju 27 km di sebelah selatan Yogyakarta ada pantai dengan bukit pasirnya yang indah yaitu pantai Parangtritis yang terkenal sebagai pintu masuk ke Keraton Ratu Laut Kidul. Kemudian langsung ke pusat kota untuk berbelanja di sepanjang Malioboro. Perjalanan berakhir setelah itu bersama-sama pulang ke Banjarnegara dengan membawa sejuta kenangan manis tak terlupakan bersama teman ataupun Keluarga anda .

Keterangan:

  • Maximal 6 orang
    Pilihan armada: Suzuki APV, Toyota Avanza, , Daihatsu Xenia
  • Harga sudah termasuk: supir dan BBM + makan 1x
  • Harga sudah termasuk: tiket masuk objek wisata
  • Harga sewaktu-waktu dapat berubah
  • Harga sudah termasuk Hotel ( sudah di tentukan )
  • Penambahan biaya apabila peserta menghendaki tempat kunjungan lain

Kami Juga Menyediakan Paket Wisata pilihan yang Menarik, antara lain sbb:

Paket Wisata 1 ( 12jam ) Hanya Rp. 700.000

  • Obyek Wisata:,Candi Borobudur, Pantai Parangtritis, Malioboro
  • Armada: Avanza, Xenia, APV
  • Harga sudah termasuk: Mobil ber-AC + supir + BBM
  • Harga belum termasuk: Tiket masuk obyek wisata + parkir + makan supir

Paket Wisata 2 ( 12 jam ) Hanya Rp. 800.000

  • Obyek Wisata: Candi prambanan, Kotagede, Kraton Yogkarta / Taman Sari, , Pantai Parangtritis, Pantai Depok
  • Armada: Avanza, Xenia, APV
  • Harga sudah termasuk: Mobil ber-AC + supir + BBM
  • Harga belum termasuk: Tiket masuk obyek wisata + parkir + makan supir

Paket Wisata 3 ( 12 jam ) Hanya Rp. 350.000

  • Obyek Wisata: Telaga Warna (Dieng), Kawah Sikidang (Dieng), Candi Pendawa Lima (Dieng)
  • Armada: Avanza, Xenia, APV,
  • Harga sudah termasuk: Mobil ber-AC + supir
  • Harga belum termasuk: Tiket masuk obyek wisata + parkir + makan supir + BBM

* Syarat dan Ketentuan Berlaku

JAWA NGAPAK TOUR

Mantrianom, Bawang

HP : 081328800525

Email : athena_qzute@yahoo.co.id

Jawa Ngapak Photography

> Wedding Photography

> Family Photography
> Prewedding Photography

Profesional Digital Photography.


Mantrianom
Bawang banjarnegara,
Jawa Tengah 53471
081328800525

Si Ngapak

Si Ngapak
berbagai gaya